🐲 Asbabun Nuzul Surat Al Qalam
SurahAl Qalam terdiri dari 52 Ayat dan merupakan Surah yang ke 68 didalam Al Qur'an.Tulisan-Lafadz-Bacaan-Teks Arab Surah Al Qalam. سُورَة القلم مكيّة وهِي اثنتان وخمسون آية القلم بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ نٓ ۚ وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ ﴿القلم:١ مَآ أَنتَ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ ﴿٤﴾ wa innaka la'alā khuluqin 'aẓīm Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. 4 Sebab Turunnya Ayat Abu Nu’aim dalam kitab Ad-Dalail dan Imam Al-Wahidi dengan sanadnya sendiri meriwayatkan dari Aisyah yang berkata, “Tidak ada seorang pun yang lebih baik akhlaknya dari Rasulullah. Tidak ada seorang pun, baik dari sahabat maupun keluarga beliau yang memanggil meminta bantuan melainkan beliau akan mengiyakannya. Itulah sebabnya Allah kemudian menurunkan ayat ini.”
Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia berapa surat al an am ayat 59 35 Asbabul+Nuzul+at Taubah ayat 109 36 Janganlah kalian berpecah belah 37 ar rahman 38 Al Baqarah ayat 195 39 hawa nafsu 40 al ikhlas 41 an nisa ayat 19 42 Al+ahzab+ayat+71 43 Al hujurat ayat 12 44 3 ayat tentang pertengkaran 45 al hijr 22 46 ali 1. نٓ ۚ وَٱلْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ nūn, wal-qalami wa mā yasṭurụn 1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, 2. مَآ أَنتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ mā anta bini’mati rabbika bimajnụn 2. berkat nikmat Tuhanmu kamu Muhammad sekali-kali bukan orang gila. 3. وَإِنَّ لَكَ لَأَجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ wa inna laka la`ajran gaira mamnụn 3. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. 4. وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ wa innaka la’alā khuluqin aẓīm 4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. 5. فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ fa satubṣiru wa yubṣirụn 5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka orang-orang kafirpun akan melihat, 6. بِأَييِّكُمُ ٱلْمَفْتُونُ bi`ayyikumul-maftụn 6. siapa di antara kamu yang gila. 7. إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ inna rabbaka huwa a’lamu biman ḍalla an sabīlihī wa huwa a’lamu bil-muhtadīn 7. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 8. فَلَا تُطِعِ ٱلْمُكَذِّبِينَ fa lā tuṭi’il-mukażżibīn 8. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah. 9. وَدُّوا۟ لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ waddụ lau tud-hinu fa yud-hinụn 9. Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak pula kepadamu. 10. وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِينٍ wa lā tuṭi’ kulla ḥallāfim mahīn 10. Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, 11. هَمَّازٍ مَّشَّآءٍۭ بِنَمِيمٍ hammāzim masysyā`im binamīm 11. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, 12. مَّنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ mannā’il lil-khairi mu’tadin aṡīm 12. yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, 13. عُتُلٍّۭ بَعْدَ ذَٰلِكَ زَنِيمٍ utullim ba’da żālika zanīm 13. yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, 14. أَن كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ ang kāna żā māliw wa banīn 14. karena dia mempunyai banyak harta dan anak. 15. إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ ءَايَٰتُنَا قَالَ أَسَٰطِيرُ ٱلْأَوَّلِينَ iżā tutlā alaihi āyātunā qāla asāṭīrul-awwalīn 15. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata “Ini adalah dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala”. 16. سَنَسِمُهُۥ عَلَى ٱلْخُرْطُومِ sanasimuhụ alal-khurṭụm 16. Kelak akan Kami beri tanda dia di belalainya. 17. إِنَّا بَلَوْنَٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ إِذْ أَقْسَمُوا۟ لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِينَ innā balaunāhum kamā balaunā aṣ-ḥābal-jannah, iż aqsamụ layaṣrimunnahā muṣbiḥīn 17. Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka musyrikin Mekah sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akanmemetik hasilnya di pagi hari, 18. وَلَا يَسْتَثْنُونَ wa lā yastaṡnụn 18. dan mereka tidak menyisihkan hak fakir miskin, 19. فَطَافَ عَلَيْهَا طَآئِفٌ مِّن رَّبِّكَ وَهُمْ نَآئِمُونَ fa ṭāfa alaihā ṭā`ifum mir rabbika wa hum nā`imụn 19. lalu kebun itu diliputi malapetaka yang datang dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur, 20. فَأَصْبَحَتْ كَٱلصَّرِيمِ fa aṣbaḥat kaṣ-ṣarīm 20. maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. 21. فَتَنَادَوْا۟ مُصْبِحِينَ fa tanādau muṣbiḥīn 21. lalu mereka panggil memanggil di pagi hari 22. أَنِ ٱغْدُوا۟ عَلَىٰ حَرْثِكُمْ إِن كُنتُمْ صَٰرِمِينَ anigdụ alā ḥarṡikum ing kuntum ṣārimīn 22. “Pergilah diwaktu pagi ini ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya”. 23. فَٱنطَلَقُوا۟ وَهُمْ يَتَخَٰفَتُونَ fanṭalaqụ wa hum yatakhāfatụn 23. Maka pergilah mereka saling berbisik-bisik. 24. أَن لَّا يَدْخُلَنَّهَا ٱلْيَوْمَ عَلَيْكُم مِّسْكِينٌ al lā yadkhulannahal-yauma alaikum miskīn 24. “Pada hari ini janganlah ada seorang miskinpun masuk ke dalam kebunmu”. 25. وَغَدَوْا۟ عَلَىٰ حَرْدٍ قَٰدِرِينَ wa gadau alā ḥarding qādirīn 25. Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi orang-orang miskin padahal mereka menolongnya. 26. فَلَمَّا رَأَوْهَا قَالُوٓا۟ إِنَّا لَضَآلُّونَ fa lammā ra`auhā qālū innā laḍāllụn 26. Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata “Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat jalan, 27. بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ bal naḥnu maḥrụmụn 27. bahkan kita dihalangi dari memperoleh hasilnya”. 28. قَالَ أَوْسَطُهُمْ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُونَ qāla ausaṭuhum a lam aqul lakum lau lā tusabbiḥụn 28. Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih kepada Tuhanmu?” 29. قَالُوا۟ سُبْحَٰنَ رَبِّنَآ إِنَّا كُنَّا ظَٰلِمِينَ qālụ sub-ḥāna rabbinā innā kunnā ẓālimīn 29. Mereka mengucapkan “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim”. 30. فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَلَٰوَمُونَ fa aqbala ba’ḍuhum alā ba’ḍiy yatalāwamụn 30. Lalu sebahagian mereka menghadapi sebahagian yang lain seraya cela mencela. 31. قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَآ إِنَّا كُنَّا طَٰغِينَ qālụ yā wailanā innā kunnā ṭāgīn 31. Mereka berkata “Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas”. 32. عَسَىٰ رَبُّنَآ أَن يُبْدِلَنَا خَيْرًا مِّنْهَآ إِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا رَٰغِبُونَ asā rabbunā ay yubdilanā khairam min-hā innā ilā rabbinā rāgibụn 32. Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan kebun yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita. 33. كَذَٰلِكَ ٱلْعَذَابُ ۖ وَلَعَذَابُ ٱلْءَاخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ każālikal-ażāb, wa la’ażābul-ākhirati akbar, lau kānụ ya’lamụn 33. Seperti itulah azab dunia. Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui. 34. إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ inna lil-muttaqīna inda rabbihim jannātin na’īm 34. Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa disediakan surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya. 35. أَفَنَجْعَلُ ٱلْمُسْلِمِينَ كَٱلْمُجْرِمِينَ a fa naj’alul-muslimīna kal-mujrimīn 35. Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa orang kafir? 36. مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ mā lakum, kaifa taḥkumụn 36. Atau adakah kamu berbuat demikian bagaimanakah kamu mengambil keputusan? 37. أَمْ لَكُمْ كِتَٰبٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ am lakum kitābun fīhi tadrusụn 37. Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab yang diturunkan Allah yang kamu membacanya?, 38. إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ inna lakum fīhi lamā takhayyarụn 38. bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu. 39. أَمْ لَكُمْ أَيْمَٰنٌ عَلَيْنَا بَٰلِغَةٌ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ ۙ إِنَّ لَكُمْ لَمَا تَحْكُمُونَ am lakum aimānun alainā bāligatun ilā yaumil-qiyāmati inna lakum lamā taḥkumụn 39. Atau apakah kamu memperoleh janji yang diperkuat dengan sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai hari kiamat; sesungguhnya kamu benar-benar dapat mengambil keputusan sekehendakmu? 40. سَلْهُمْ أَيُّهُم بِذَٰلِكَ زَعِيمٌ sal-hum ayyuhum biżālika za’īm 40. Tanyakanlah kepada mereka “Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil itu?” 41. أَمْ لَهُمْ شُرَكَآءُ فَلْيَأْتُوا۟ بِشُرَكَآئِهِمْ إِن كَانُوا۟ صَٰدِقِينَ am lahum syurakā`, falya`tụ bisyurakā`ihim ing kānụ ṣādiqīn 41. Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar. 42. يَوْمَ يُكْشَفُ عَن سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى ٱلسُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ yauma yuksyafu an sāqiw wa yud’auna ilas-sujụdi fa lā yastaṭī’ụn 42. Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa, 43. خَٰشِعَةً أَبْصَٰرُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۖ وَقَدْ كَانُوا۟ يُدْعَوْنَ إِلَى ٱلسُّجُودِ وَهُمْ سَٰلِمُونَ khāsyi’atan abṣāruhum tar-haquhum żillah, wa qad kānụ yud’auna ilas-sujụdi wa hum sālimụn 43. dalam keadaan pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu di dunia diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera. 44. فَذَرْنِى وَمَن يُكَذِّبُ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ fa żarnī wa may yukażżibu bihāżal-ḥadīṡ, sanastadrijuhum min ḥaiṡu lā ya’lamụn 44. Maka serahkanlah ya Muhammad kepada-Ku urusan orang-orang yang mendustakan perkataan ini Al Quran. Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan dari arah yang tidak mereka ketahui, 45. وَأُمْلِى لَهُمْ ۚ إِنَّ كَيْدِى مَتِينٌ wa umlī lahum, inna kaidī matīn 45. dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh. 46. أَمْ تَسْـَٔلُهُمْ أَجْرًا فَهُم مِّن مَّغْرَمٍ مُّثْقَلُونَ am tas`aluhum ajran fa hum mim magramim muṡqalụn 46. Apakah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan hutang? 47. أَمْ عِندَهُمُ ٱلْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُونَ am indahumul-gaibu fa hum yaktubụn 47. Ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang ghaib lalu mereka menulis padanya apa yang mereka tetapkan? 48. فَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُن كَصَاحِبِ ٱلْحُوتِ إِذْ نَادَىٰ وَهُوَ مَكْظُومٌ faṣbir liḥukmi rabbika wa lā takung kaṣāḥibil-ḥụt, iż nādā wa huwa makẓụm 48. Maka bersabarlah kamu hai Muhammad terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam perut ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah kepada kaumnya. 49. لَّوْلَآ أَن تَدَٰرَكَهُۥ نِعْمَةٌ مِّن رَّبِّهِۦ لَنُبِذَ بِٱلْعَرَآءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ lau lā an tadārakahụ ni’matum mir rabbihī lanubiża bil-arā`i wa huwa mażmụm 49. Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. 50. فَٱجْتَبَٰهُ رَبُّهُۥ فَجَعَلَهُۥ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ fajtabāhu rabbuhụ fa ja’alahụ minaṣ-ṣāliḥīn 50. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh. 51. وَإِن يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَٰرِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا۟ ٱلذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُۥ لَمَجْنُونٌ wa iy yakādullażīna kafarụ layuzliqụnaka bi`abṣārihim lammā sami’uż-żikra wa yaqụlụna innahụ lamajnụn 51. Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata “Sesungguhnya ia Muhammad benar-benar orang yang gila”. 52. وَمَا هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَٰلَمِينَ wa mā huwa illā żikrul lil-ālamīn 52. Dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. Asbabun Nuzul Surat Al-Qalam Surah Al-Qalam merupakan surah Makkiyah [1], yaitu surah yang turun di awal-awal dakwah Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika masih di Mekkah sebelum berhijrah ke Madinah. Sebagian ulama berpendapat bahwa surah Al-Qalam adalah surah kedua yang diturunkan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam setelah surah Al-Alaq [2]. Akan tetapi sebagian ulama yang lain tidak sependapat dengan pendapat ini, mereka mengatakan Al-Qalam merupakan surah yang ketiga atau keempat, karena setelah surah Al-Alaq pendapat yang kuat adalah surah Al-Muddatstsir atau surah Al-Muzzammil. Intinya para ulama sepakat bahwasanya surah Al-Qalam adalah di antara surah-surah yang awal-awal turun tatkala Nabi shallallahu alaihi wasallam berdakwah. Topik surah Al-Qalam adalah tentang pembelaan terhadap Nabi shallallahu alaihi wasallam. Berbeda dengan surah sebelumnya yaitu Al-Mulk yang topik pembicaraannya adalah tentang keagungan Allah Subhanahu wa ta’ala, maka surah Al-Qalam berkaitan tentang keagungan Nabi shallallahu alaihi wasallam di dunia maupun di akhirat. Surah ini diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala untuk membela Nabi shallallahu alaihi wasallam yang dituduh oleh orang-orang musyrikin sebagai orang gila. Maka turunlah surah Al-Qalam ini untuk membela Nabi shallallahu alaihi wasallam dan menunjukkan tentang bagaimana agungnya beliau shallallahu alaihi wasallam. [3] ____________ Footnote [1] Lihat Tafsir Al-Qurthubi 18/222 [2] Lihat Fathul Qadir 5/318 [3] Lihat Tafsir As-Sa’diySurahini tergolong surah Makkiyah, yang terdiri atas 52 ayat. Dinamakan Al Qalam' yang berarti pena di ambil dari kata Al Qalam yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat ini dinamai pula dengan surat Nun (huruf nun) diambil dari perkataan ''Nun'' yang terdapat pada ayat 1 surat ini. Nomor Surah.
Alquran sebagai salah satu pedoman untuk menjalankan kehidupan bagi umat muslim, di dalamnya terdapat berbagai surat yang mengatur bagaimana menjalankan kehidupan baik yang hubungannya dengan sesama manusia maupun hubungannya dengan Allah SWT. Salah satunya adalah Surat Al-Ala yang merupakan surat ke 87 dalam surat yang ada di dalam Alquran pasti memiliki asbabun nuzul. Asbabun nuzul sendiri merupakan sebab turunnya suatu surat atau peristiwa yang melatarbelakangi turunya surat tersebut. Dengan adanya asbabun nuzul ini akan mempermudah kita dalam memahami tafsir dan makna dari surat Nuzul Surat Al-Ala dalam AlquranSurat Al-Ala sendiri merupakan surat ke 87 yang terdiri dari 19 ayat. Surat ini turun setelah surat At-Takawir, di mana surat ini merupakan wahyu ketujuh yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Menurut Prof Dr. M. Quraish Shihab dalam tafsir Al Misbah surat Al-Ala adalah salah satu surat yang paling disukai atau paling sering dibaca oleh Nabi Muhammad nuzul dari surat Al-Ala sebagaimana disebutkan dalam suatu Riwayat dari At-Thabrani yang bersumber dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa setiap kali Nabi Muhammad menerima wahyu dari malaikat Jibril, Nabi Muhammad SAW selalu membaca wahyu tersebut berulang-ulang dikarenakan beliau khawatir jika wahyu tersebut terlupakan. Dikarenakan hal tersebut Allah SWT menurunkan surat Al-Ala ayat 6 yang memiliki arti “kami akan membacakan Al-Qur’an kepadamu Muhammad sehingga engkau tidak akan lupa”.Surat Al-Ala sendiri memiliki kandungan mengenai penyucian Allah dan penetapan keesaan-Nya serta kuasa-Nya mencipta serta memberi tuntunan wahyu kepada para nabi. Hal ini untuk menuntun manusia menuju jalan yang Surat Al-AlaSurat Al-Ala juga memiliki beberapa keutamaan, di antaranya adalah surat yang dicintai oleh Rasulullah SAW. Surat ini juga sering dibaca oleh Rasulullah SAW terutama saat sholat witir terutama pada rakaat pertama seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Abu Dawud, Ibnu Abbas, dan At-Tirmidzi. Keutamaan lainnya adalah sering dibaca oleh Nabi Muhammad SAW saat sholat ied dan sholat jumat seperti yang diriwayatkan oleh adalah asbabun nuzul dan beberapa keutaman surat Al-Ala semoga informasi ini bermanfaat untuk kalian semua.
Sebabturun (asbabun nuzul) Surah Al Kahfi ayat 25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang lain melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa ketika ayat itu turun, yaitu firman-Nya, "Dan mereka tinggal dalam gua mereka selama tiga ratus